Posted by : Ilham 02 Oktober 2009

Kebetulan pada saat menulis posting ini saya, saya barusan membaca sebuah artikel dengan judul “Jika Tuhan Menghendaki” di www.kickandy.com. Setelah membacanya, terlintas dalam pikiran saya sebuah pertanyaan “sebegitu kuatkah niat tulus dari seseorang hingga Tuhan pun turun tangan?”
Kita tidak akan pernah bisa menyangka apa yang dapat Tuhan lakukan dalam kehidupan kita. Tetapi setahu saya, prinsip dasar yang harus dipegang dalam kehidupan ini adalah, "kehidupan kita bukan hanya milik pribadi kita sendiri, tetapi juga milik orang lain di sekitar kita." Artinya kita harus dapat memberikan manfaat kepada siapa pun yang membutuhkannya.

Memang tubuh ini, tangan ini, pikiran ini, dan semua yang ada dalam diri kita merupakan milik kita, tetapi tidak seutuhnya hak milik kita. Yang memiliki sepenuhnya adalah Tuhan Yang Maha Memiliki, semua kepemilikannya adalah miliknya. Kehidupan kita adalah milik orang lain juga memiliki arti bahwa kita memiliki tanggung jawab sosial terhadap kehidupan orang di sekeliling kita. Jika kita memiliki kelebihan dalam hidup ini, berarti sebagian dari kelebihan itu adalah miliki orang lain. Jika kita memiliki kecerdasan, maka kecerdasan kita memiliki kewajiban untuk mencerdaskan orang lain, sehingga mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Dari kejadian yang disebutkan dalam artikel tersebut, ada 2 inspirasi yang dapat diambil, yaitu:
Kekuatan Niat
Setahu saya Tuhan tidak melihat kenyataan yang kita lakukan, tetapi Ia melihat sesuatu yang abstrak yang ada di balik kenyataan perbuatan kita. Apakah itu? Yaitu niat yang mendasari perbuatan kita. Betapa mendasarnya niat ini hingga dalam ajaran agama pun mementingkan urusan niat ini sebelum menilai perbuatan. Karena niat ini tersembunyi hingga tidak ada yang tahu bagaimana niat dan hati seseorang.
Dalam Islam, niat diajarkan sebagai dasar atau awal, atau bahkan dapat disebut sebagai starting point bagi sebuah aktivitas dan nilai hasil akhirnya. Terkadang arti atau nilai dari sebuah perbuatan menjadi lebih tinggi dengan adanya niat itu. Tentu saja yang dimaksudkan di sini adalah niat yang tulus. Niat yang tidak tulus tidak akan mendorong orang untuk berbuat lebih. Dengan adanya niat yang tulus, seseorang berusaha dengan sebaik usaha yang dapat ia lakukan, hingga ia tidak akan pernah menghiraukan penilaian yang muncul dari luar. Dengan niat yang tulus, tolok ukurnya tidak lagi manusia, tetapi sudah menjadi urusan Tuhan. Tuhan yang akan menentukan bagaimana arti dari perbuatan tersebut.
Kita adalah Perpanjangan Tangan Tuhan
Masih berkaitan dengan niat, saya yakin selama ada niat baik, selalu ada jalan keluar dari setiap permasalahan. Tuhan tidak akan pernah menutup mata, melihat kebeningan hati hamba-Nya. Justru, Ia akan selalu mendampingi hamba-Nya ini dengan sepenuh hati.
Ada banyak cara bagi Tuhan untuk memberikan bantuan dan mengabulkan doa manusia (hambanya), baik secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung itu sudah merupakan tanggung jawab Tuhan. Tetapi bukan ini yang ingin saya nyatakan, tetapi yang kedua “secara tidak langsung.” Dari cara yang tidak langsung tersebut, manusia atau kita merupakan perpanjangan Tuhan tersebut.
Tuhan seringkali, membantu hamba-Nya melalui orang lain, mungkin saja kita. Dari sini kita dapat memahami, perpanjangan tangan Tuhan adalah bantuan yang kita berikan kepada orang lain dengan niat yang tulus, maka pada tahap selanjutnya bukan kita yang bergerak tetapi Tuhan akan bergerak dengan tangan-tangan tersembunyi lainnya. Keep Go On, Fight for Better Live!
Semoga saja Tuhan tetap memberikan hati yang tulus dalam diri kita, sehingga kita dengan mudah memahami bahasa dan isyarat Tuhan.

Leave a Reply

Silahkan Anda meninggalkan komentar untuk tulisan-tulisan yang ada di blog ini. Terima kasih.

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Tulisan Populer

- Copyright © Inspirator Indonesia - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -