- Back to Home »
- Artikel »
- Makna Spiritualitas
Posted by :
Ilham
08 April 2009
Sering orang mempertanyakan apa artinya "spiritualitas". Apakah ia sama dengan religiusitas? Apakah ia memiliki alur tertentu yang membedakannya dengan religiusitas?
Religiusitas adalah keterikatan pada suatu keyakinan agama tertentu dimana Anda memiliki aturan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Aturan semacam itu dapat berupa ritual-ritual keagamaan, seperti sholat, pergi ke gereja, pura, wihara, dsb. Sebaliknya spiritualitas tidak sama sekali terikat pada agama-agama tertentu saja. Spiritualitas ada pada semua agama, tidak memandang entah itu agama langit maupun agama bum. Spiritualitas itu lintas agama, Anda dapat menemukan spiritualitas itu bahkan pada orang yang tidak memilih untuk beragama. Mungkin Anda melihat pernyataan ini, terlalu berlebihan, tetapi saya ingin memilah mana yang disebut spiritualitas dan mana yang disebut religiusitas. Anda boleh saja mengklaim kebenaran Anda, karena ini berkaitan dengan religiusitas. Dalam religiusitas agama-agama, seringkali muncul klaim kebenaran bagi agama sendiri dan klaim kesalahan atau penyimpangan bagi agama yang lain. Tetapi dalam spiritualitas, Anda tidak akan bisa mengklaim bahwa spiritualitas hanyalah milik Anda sendiri, spiritualitas ada pada semua orang.
Lalu apa itu spiritualitas itu? Saya memahami spiritualitas adalah kebermaknaan atas kehidupan. Ketika seseorang mampu menemukan kebermaknaan dalam hidupnya maka ia menemukan spiritualitas. Dari sini kita dapat melihat bahwa orang-orang yang mampu mencapai peak experience adalah mereka yang mampu memakna setiap langkah kehidupannya sebagai bagian dari alam semesta. Apapun sebutan Anda tentang alam semesta ini, entah itu Allah, Tuhan, Dewa, Semesta Abadi, Kekuatan Abadi, apapun itu. Dengan kata lain, spiritualitas terikat dengan kebermaknaan semesta yang maha luas. Tentu saja yang Maha Luas adalah tiada lain dan tiada bukan adalah Tuhan itu Sendiri (Allah swt.)
Berarti spiritualitas itu terikat dengan religiusitas dong? Belum tentu. Bagi saya, seseorang yang memiliki religiusitas tinggi (ketaatan, kepatuhan melaksanakan ajaran agama) belum dapat dikatakan memiliki spiritualitas, manakalah ia belum mampu memahami dan memaknai tindakan atau perilaku keberagamaan (religiusitasnya) dengan baik. Sebaliknya spiritualitas tanpa agama atau religiusitas akan kehilangan arah. Maksudnya adalah, boleh saja seseorang memiliki spiritualitas yang tinggi, tetapi pada dasarnya kebermaknaan itu sendiri akan berakhir pada satu titik puncak yang hanya dimiliki oleh Tuhan dimana kita hendak menggantungkan setiap harapan dan angan-angan kita, dimana kita memanjatkan doa-doa kita. Sekaligus tempat dimana kita merefleksikan diri sebagai manusia yang baik di mata Tuhan.
Sekali lagi spiritualitas adalah kebermaknaan, sementara religiusitas adalah ketaatan dan kepatuhan pada keyakinan tertentu. Boleh saja Anda beragama Islam tetapi milikilah spiritualitas sebagaimana layaknya orang Islam yang benar. Jika Anda beragama Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu, atau apapun agama Anda, milikilah spiritualitas yang mendamaikan diri Anda dengan realitas kehidupan ini.
Spiritualitas akan membimbing Anda memiliki kehendak untuk tetap hidup. Spiritualitas akan menghidupkan Anda meski maut hendak menjemput Anda. Spiritualitas akan membuat Anda hidup dan terus hidup.
Lihatlah setiap segi dalam kehidupan Anda dengan mata batin spiritual Anda. Agama tidak hanya memiliki sisi eksoterisnya (sisi luar) tetapi agama juga memiliki sisi lain yaitu esoterisnya. Maka lihatlah kehidupan ini dari sisi esoteris keindahannya, kelembutannya, keseimbangannya. Lihatlah kehidupan ini dengan penuh cinta dan kelembutan, karena spiritualitas tidak berbicara tentang kekerasan. Lihatlah cinta dengan penuh kedamaian dan ketenangan, karena spiritualitas tidak mengajarkan kegaduhan. Lihatlah dunia dengan semangat dan optimis, juga antusias karena spiritualitas tidak mengajarkan Anda untuk down, pesimis, dan tidak antusias. Dengan spiritualitas hiduplah Anda dengan kehidupan yang sungguh mulia dan bermakna, bukan karena kemuliaan dan kebermaknaan itu sendiri tapi karena Anda melahirkan kemuliaan dan kebermaknaan itu sebagai hasil dari kehidupan Anda.
Selamat Hidup! Hiduplah terus jangan pernah mati hingga maut menjemputmu mengakhiri perjalanan kehidupan ini……Salam RUARR BIASA
Religiusitas adalah keterikatan pada suatu keyakinan agama tertentu dimana Anda memiliki aturan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Aturan semacam itu dapat berupa ritual-ritual keagamaan, seperti sholat, pergi ke gereja, pura, wihara, dsb. Sebaliknya spiritualitas tidak sama sekali terikat pada agama-agama tertentu saja. Spiritualitas ada pada semua agama, tidak memandang entah itu agama langit maupun agama bum. Spiritualitas itu lintas agama, Anda dapat menemukan spiritualitas itu bahkan pada orang yang tidak memilih untuk beragama. Mungkin Anda melihat pernyataan ini, terlalu berlebihan, tetapi saya ingin memilah mana yang disebut spiritualitas dan mana yang disebut religiusitas. Anda boleh saja mengklaim kebenaran Anda, karena ini berkaitan dengan religiusitas. Dalam religiusitas agama-agama, seringkali muncul klaim kebenaran bagi agama sendiri dan klaim kesalahan atau penyimpangan bagi agama yang lain. Tetapi dalam spiritualitas, Anda tidak akan bisa mengklaim bahwa spiritualitas hanyalah milik Anda sendiri, spiritualitas ada pada semua orang.
Lalu apa itu spiritualitas itu? Saya memahami spiritualitas adalah kebermaknaan atas kehidupan. Ketika seseorang mampu menemukan kebermaknaan dalam hidupnya maka ia menemukan spiritualitas. Dari sini kita dapat melihat bahwa orang-orang yang mampu mencapai peak experience adalah mereka yang mampu memakna setiap langkah kehidupannya sebagai bagian dari alam semesta. Apapun sebutan Anda tentang alam semesta ini, entah itu Allah, Tuhan, Dewa, Semesta Abadi, Kekuatan Abadi, apapun itu. Dengan kata lain, spiritualitas terikat dengan kebermaknaan semesta yang maha luas. Tentu saja yang Maha Luas adalah tiada lain dan tiada bukan adalah Tuhan itu Sendiri (Allah swt.)
Berarti spiritualitas itu terikat dengan religiusitas dong? Belum tentu. Bagi saya, seseorang yang memiliki religiusitas tinggi (ketaatan, kepatuhan melaksanakan ajaran agama) belum dapat dikatakan memiliki spiritualitas, manakalah ia belum mampu memahami dan memaknai tindakan atau perilaku keberagamaan (religiusitasnya) dengan baik. Sebaliknya spiritualitas tanpa agama atau religiusitas akan kehilangan arah. Maksudnya adalah, boleh saja seseorang memiliki spiritualitas yang tinggi, tetapi pada dasarnya kebermaknaan itu sendiri akan berakhir pada satu titik puncak yang hanya dimiliki oleh Tuhan dimana kita hendak menggantungkan setiap harapan dan angan-angan kita, dimana kita memanjatkan doa-doa kita. Sekaligus tempat dimana kita merefleksikan diri sebagai manusia yang baik di mata Tuhan.
Sekali lagi spiritualitas adalah kebermaknaan, sementara religiusitas adalah ketaatan dan kepatuhan pada keyakinan tertentu. Boleh saja Anda beragama Islam tetapi milikilah spiritualitas sebagaimana layaknya orang Islam yang benar. Jika Anda beragama Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu, atau apapun agama Anda, milikilah spiritualitas yang mendamaikan diri Anda dengan realitas kehidupan ini.
Spiritualitas akan membimbing Anda memiliki kehendak untuk tetap hidup. Spiritualitas akan menghidupkan Anda meski maut hendak menjemput Anda. Spiritualitas akan membuat Anda hidup dan terus hidup.
Lihatlah setiap segi dalam kehidupan Anda dengan mata batin spiritual Anda. Agama tidak hanya memiliki sisi eksoterisnya (sisi luar) tetapi agama juga memiliki sisi lain yaitu esoterisnya. Maka lihatlah kehidupan ini dari sisi esoteris keindahannya, kelembutannya, keseimbangannya. Lihatlah kehidupan ini dengan penuh cinta dan kelembutan, karena spiritualitas tidak berbicara tentang kekerasan. Lihatlah cinta dengan penuh kedamaian dan ketenangan, karena spiritualitas tidak mengajarkan kegaduhan. Lihatlah dunia dengan semangat dan optimis, juga antusias karena spiritualitas tidak mengajarkan Anda untuk down, pesimis, dan tidak antusias. Dengan spiritualitas hiduplah Anda dengan kehidupan yang sungguh mulia dan bermakna, bukan karena kemuliaan dan kebermaknaan itu sendiri tapi karena Anda melahirkan kemuliaan dan kebermaknaan itu sebagai hasil dari kehidupan Anda.
Selamat Hidup! Hiduplah terus jangan pernah mati hingga maut menjemputmu mengakhiri perjalanan kehidupan ini……Salam RUARR BIASA