Mengapa Kita Harus Selaku Perbaiki diri agar Lebih Baik: Mari Belajar dari Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti

Apa yang membedakan kita dengna orang-orang hebat? Mereka selalu punya alasan untuk belajar. Belajar memahami diri mereka sendiri. Belajar memahami perubahan. Belajar memahami pentingnya belajar. Belajar memahami mengapa harus melakukan sesuatu. Atas dasar pengetahuan itulah lalu mereka bergerak melakukan sesuatu yg tidak akan dilakukan oleh orang-orang biasa.

Belajar dari ketiga tokoh berikut akan membuat kita mengerti, mengapa belajar tidak akan pernah berhenti kecuali Anda sudah kehilangan harapan untuk berubah. Berikut hari saya belajar dari para sahabatnya Prof Rhenald Kasali (@Rhenald_Kasali).

Tulisan berikut merupakan posting yg saya terima dari grup WA sy, dan saya posting ulang sebagai media pembelajaran buat siapa saja yang siap untuk terinspirasi.

Prof. Rhenald Kasali
10 November 2014

KOMPAS.com — Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini: Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo. Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.

Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai. Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa. Saya kurang tahu persis.

Mooryati Soedibyo

Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun, berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins, dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan?

Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain: self discipline. Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.

Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui,  kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.

Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulaingantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."

Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotypingdalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.

Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4 tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.

Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya. Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi.

Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa fasilitas. Perusahaannya juga go public. Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.

Dian Sastro

Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI? 

Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap saya: "no bargain on process and quality".

Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.

Sebulan yang lalu, setelah lulus dengan cum laude dari MM UI, ia berbagi pengalaman hidupnya di program S-1 pada kelas yang saya asuh.

"Saat ayah saya meninggal dunia, ibu saya berujar: kamu bukan anak orang kaya. Ibu tak bisa menyekolahkan kalau kamu tidakoutstanding," ujarnya.

Ia pun melakukan riset terhadap putri-putri terkenal. Di situ ia melihat nama-nama besar yang tak lahir dari kemudahan. "Saya tidak cantik, dan tak punya apa-apa," ujarnya.

Dengan uang sumbangan dari para pelayat ayahnya, ia belajar di sebuah sekolah kepribadian. Setiap pagi, ia juga melatih disiplin, jogging berkilo-kilometer dari Jatinegara hingga ke Cawang, ikut seni bela diri. "Mungkin kalian tak percaya karena tak pernah menjalaninya," ujarnya.

Itulah mental kejuangan, yang kini disebut ekonom James Heckman sebagai kemampuan nonkognisi. Dian lulus cum laude dari S-2 UI, dari ilmu keuangan pula, yang sarat matematikanya. Padahal, bidang studi S-1 Dian amat berjauhan: filsafat.

Metakognisi Susi

Sekarang kita bahas menteri kelautan dan perikanan yang ramai diolok-olok karena "sekolahnya". Beruntung, banyak juga yang membelanya.

Khusus terhadap Susi, saya bukanlah mentornya. Ia terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah "self driver" sejati, yang bukan putus sekolah, melainkan berhenti secara sadar. Sampai di sini, saya ingin mengajak Anda merenung, adakah di antara kita yang punya kesadaran dan keberanian sekuat itu?

Akan tetapi, berbeda dengan kebanyakan orangtua yang membiarkan anaknya menjadi "passenger", ayah Susi justru marah besar. Pada usia muda, di pesisir selatan yang terik, Susi  memaksa hidup mandiri. Ditemani sopir, ia menyewa truk dari Pangandaran, membawa ikan dan udang, dilelang di Jakarta. Hal itu dijalaninya selama bertahun-tahun, seorang diri.

Saat saya mengirim mahasiswa pergi "melihat pasar" ke luar negeri yang terdiri dari tiga orang untuk satu negara, Susi membujuk saya agar cukup satu orang satu negara. Saya menurutinya (kisah mereka bisa dibaca dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor).

Dari usaha perikanannya itu, ia jadi mengerti penderitaan yang dialami nelayan. Ia juga belajar seluk-beluk logistik ikan, menjadi pengekspor, sampai terbentuk keinginan memiliki pesawat agar ikan tangkapan nelayan bisa diekspor dalam bentuk hidup, yang nilainya lebih tinggi. Dari ikan, jadilah bisnis carter pesawat, yang di bawahnya ada tempat penyimpanan untuk membawa ikan segar.

Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.

Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal. Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting  bagi pembaharuan, dan kehidupan yang  produktif.  

Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif.

Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang bermuara pada angka, teori, ijazah, dan stereotyping. Akan tetapi, saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.

Anak-anak kita pada akhirnya belajar dari kita, dan apa yang kita ucapkan dalam kesaharian kita juga akan membentuk mereka, dan masa depan mereka.

07 Desember 2014
Posted by ilhamlarangga

Jangan Menyerah Perjuangan ini Memang Tidak Mudah

Kemarin sore, saya mendapat pesan broadcast yang cukup menggugah di sebuah jaringan sosial. Sy pikir, mungkin pesan ini perlu saya teruskan ke teman2 saya yang lain. Semoga tulisan singkat berikut menggugah kita semua.

Tahukah anda, mengapa anak kecil tertawa ketika anda lempar/ayunkan ke atas?

Karena ia tahu bawa anda pasti akan menangkapnya dan tidak akan membiarkannya jatuh !

Itulah keyakinan !!

Begitu pula keyakinanku kepada Allah!!

Walaupun keadaan buruk "melemparku"..

Aku yakin kasih sayang Allah pasti akan
"menangkapku" sebelum aku terjatuh.

Andai perjuangan ini mudah, pasti
ramai yang menyertainya.

Andai perjuangan ini singkat, pasti ramai yang istiqomah.

Andai perjuangan ini menjanjikan  kesenangan dunia, pasti ramai orang yang tertarik padanya.

tetapi hakikat perjuangan bukanlah begitu, turun naiknya, sakit pedihnya, umpama kemanisan yang tidak terhingga.
Andai rebah, bangkitlah semula.  Andai
terluka, ingatlah Janji-Nya"

31 Mei 2014
Posted by ilhamlarangga

5 Hal Utama yang Harus Dilakukan untuk Menjadi Diri Sendiri

Hidup adalah serangkaian pilihan yang kita buat untuk diri kita sendiri. Meski ada bagian dalam kehidupan yg diputuskan atau ditentukan oleh orang lain, tetapi pd akhirnya diri kitalah yang memutuskan untuk menerimanya. Dengan kata lain kita semua yang menentunkan untuk menerima atau menolaknya.
Karena hidup merupakan pilihan atas keputusan kita sendiri, maka tidak ada orang lain atau siapapun yang harus bertanggung jawab terhadap kehidupan kita, selain diri kita sendiri. Saya berkesimpulan hanya diri kita lah yang dapat menentukan akan jadi apa diri diri kita. Dan saya menyarankan diri saya dan siapapun, jangnan pernah biarkan orang lain menentukan akan menjadi apa diri kita.
Sebagian besar manusia berusha menjadi yang terbaik lalu menjadi pahlawan, tetapi sedikit di antara mereka yang memutuskan untuk menjadi diri sendiri. Siapapun yang memilih menjadi yang pertama di atas, tidak akan pernah menjadi apapun. Sebaliknya mereka yang berhasil menemukan diri mereka sendiri atau berusaha menjadi diri mereka yg genuine, akan menjadi apapun yang mereka inginkan. Jadilah diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang orang lain. Karena kita belum tentu kita cocok menjadi mereka. 
Banyak orang berpikir bahwa menjadi diri sendiri sulit dan membingungkan tetapi menurut saya hal itu tidaklah sulit jika kita memahami caranya. Berikut merupakan 5 hal utama dan penting yang harus dilakukan jika seseorang ingin menjadi diri mereka yang genuine.

1. Anda ingin disebut dengan cara bagaimana jika telah meninggal nantinya

Membicarakan kematian merupakan hal yang tabu bagi sebagian orang. Padahal apa yang akan terjadi setelah kematian kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan dan pencapaian kita semasa hidup. Pikirkanlah saran yang ada pada nomor 1 ini. Kesadaran ini akan mengantarkan kita pada pemahaman yang sangat mendasar bagi kehidupan kita, bahwa ada hal-hal penting dan utama yang harus kita kerjakan dalam kehidupan ini. Umur kita tidak terlalu panjang untuk melakukan semua hal. Harus ada yg menjadi prioritas utama. Lakukan hanya hal-hal utama yang utama dan terbaik.

2. Pikirkanlah 3 cara yang paling penting untuk mewujudkan keinginan Anda di nomor satu

Jika kita punya prioritas, akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan pencapain-pencapain yang utama dalam kehidupan, bagaimana mewujudkannya, melaksanakannya atau bertindak di atas aturan mainnya. Karena kita punya prioritas penting, maka pastinya kita akan memutuskan untuk melakukan aktivitas yang termudah, tercepat, dan terbaik untuk mencapai harapan yang ada pada nomor 1.

3. Evaluasilah pencapaian sekarang ini, apakah sudah sesuai dengan yang anda lakukan di nomor 2


Kegagalan kita yang kedua setelah salah perencanaan adalah kegagalan dalam mengevaluasi pencapaian aktivas yg direncanakan. Evaluasi merupakan penilaian apakah kita sudah berada di atas rel yang tepat unuk mencapai tujuan atau tidak. Kadang-kadang dalam perjalanan mencapai suatu hal, kita menyadari  sudah menyimpang dari rencana awal, tetapi kita tidak melakukan evaluasi perubahan. Sama seperti pesawat terbang, perubahan hanya beberapa derajat saja sudah bisa memastikan pesawat tersebut akan berakhir pada tempat yang tidak seharusnya. Evaluasi juga akan menyadarkan kita sejauh mana kita telah berusaha untuk mencapai tujuan, sejauh mana kualitas kerja, kualitas hubungan kita, dan kualitas-kualitas yang lainnya.

4. Tentukan hal-hal penting yg harus Anda ubah agar memudahkan Anda melakukan hal yang dinomor 3


Ketika kita menyadari ada yang salah dalam kehdupan kita, mestinya kita segera melakukan perubahan. Tetapi hal ini tidak akan bisa dilaksanakan jika kita tidak punya blue print pencapaian, lalu tidak ada evaluasi. Namun jika kedua hal ini telah dilaksanakan tentu akan lebih mudah buat kita untuk menentukan hal-hal yang akan kita lakukan. Jika sudah terdeteksi kesalahannya, mulailah untuk menentukan hal-hal yang sangat signifikan untuk diubah. Signifikan di sini berarti, jika hal tersebut tidak diubah akan merusak dan mengagalkan pencapain tujuan kita. Pikirkanlah 3 hal yg sangat signifikan untuk diubah. Seringkali hal-hal signifikan tidak selalu masalah yang besar atau berat, sebaliknya ringan dan sederhana. Disinilah dibutuhkan kecermatan dalam mengevaluasi kinerja.

5. Buatlah jadwal periodik yang Anda komitmen untuk melakukan perubahan  pada nomor 4


Manusia bukanlah orang yang komitmen dalam perjanjian atau kesepakatan kecuali ada hal-hal tertentu yang menekan dan memaksa mereka untuk komitmen. Setelah kita mengetahui berbagai kelemahan yg membuat kita gagal, sesegara mungkin untuk membuat jadwal perubahan atau modifikasi perilaku dan sikap. Jika poin lima ini tidak dilaksanakn, maka poin 1 sampai 4 tidak akan ada artinya.

Salam Luar Biasa....
23 Maret 2014
Posted by ilhamlarangga

Kisah Kesabaran Pohon

Posting berikut ini saya kutip dari blog yang sangat menarik mangoleh.com. Saya kutip apa adanya untuk dapat memberikan gambaran yang utuh tentang inspirasi kisah berikut ini.
Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga ke dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.
Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka di dalam pohon itu.
Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. “Pohon yang sangat berguna,” begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.
Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai merasa sakit-sakitan dan semakin menua. Daun-daunnya mulai kekuningan, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dahulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang-orang tidak mahu lagi mendekati dan singgah untuk berteduh.
Sang pohon tua pun bersedih. “Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku inginkan teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?” begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. “Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini? Sang pohon tua terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.
Musim telah berganti, namun keadaan tidak juga berubah. Sang pohon tua tetap kesepian dalam kesedihannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.
“Cittt…cericirit…cittt” Ah suara apa itu? Ternyata, .ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. “Cittt…cericirit…cittt”, suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu…dua…tiga…dan empat anak burung lahir ke dunia. “Ah, doaku di jawab-Nya,” begitu seru sang pohon.
Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih berbagai macam jenis. “Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini”, gumam sang pohon dengan berbinar.
Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.
Sahabat, begitulah. Hikmah yang dapat kita petik melalui cerita di atas? Tuhan memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Tuhan, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun terkadang penyelesaiannya tak selalu mudah , namun, yakinlah, Tuhan tahu yang terbaik buat kita.
Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang diberikan-Nya, bukanlah satu harga yang tiada nilainya. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah S.W.T memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA untuk memberikan kemuliaan kepada pohon itu. Allah S.W.T tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. TUHAN, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

Puisi Buah Kesabaran


Kesabaran ada batasnya
tapi bila bersabar, kesabaran akan memberi yang terbaik dalam kehidupan
Aku minta dari Tuhan setangkai bunga segar,
Tapi diberiNya kaktus berduri dan jelek….
Aku minta kupu-kupu,
diberiNya ulat jelek dan berbulu…..
Aku kecewa dan marah pada Tuhan… dan tidak peduli lagi dengan Tuhan dan permintaanku…
Tapi saat aku sudah tidak peduli lagi… tiba-tiba…
kaktus itu berbunga indah sekali….
dan ulat itu menjadi kupu-kupu yang begitu indah dan cantik..
Itulah janji Tuhan, selalu indah pada waktunya,,,
itulah buah kesabaran kita….
bersyukurlah selalu untuk semua hal yang kita terima dalam hidup ini.
Ketika teman melakukan kesalahan yang yang tidak bisa kita lupakan maka bersabarlah, karena siapa tahu Tuhan menitipkan sesuatu yang indah dalam kesalahan itu……
16 Juni 2013
Posted by ilhamlarangga

Balon-balon Kerinduan

Kisah berikut ini adalah tentang kerinduan yang tidak ada habisnya. Seringkali kita lupa dengan orang-orang yang kita cintai karena kesibukan kita. Sehingga suatu saat ketika mereka begitu merindukan kita, mereka harus berjuang untuk melepaskan balon, memberi tanda betapa mereka merindukan kita…. 

Seorang bapak memiliki dua orang anak. Setiap kali bila mereka memiliki waktu bebas, maka ia akan membawa kedua anaknya ke lapangan luas dan melepaskan balon-balon ke udara. Anehnya, balon-balon yang dilepaskan itu semuanya berwarna merah. Setiap kali mereka datang ke lapangan itu pasti balon merahlah yang dilepaskan. 

Suatu saat sang ayah ditugaskan untuk bekerja di kota lain. Pada saat hendak meninggalkan rumah ia berpesan kepada kedua anaknya bahwa bila mereka sungguh amat merindukan kehadiran sang ayah, maka mereka hendaknya melepaskan balon merah agar ditiup angin ke langit lepas. Dan dengan melihat balon tersebut sang ayah bisa mengetahui kalau mereka sedang merindukan kehadirannya. 

Ternyata kepergian sang ayah bukanlah suatu perpisahan yang singkat. Kedua anak tersebut menanti dengan penuh rindu, dan berulang kali melepaskan balon merah ke udara. Namun tetap saja tak berguna karena ayahnya yang bekerja di tempat yang jauh tak pernah mampu melihat balon yang dilepaskan tersebut. 

Suatu hari, kedua anak tersebut secara sembunyi-sembunyi sekali lagi melepaskan balon merah. Para tetangga merasa begitu iba dan terharu melihat betapa besar kerinduan kedua anak tersebut untuk bertemu sang ayah. Karena itu semua tetangga lalu ramai-ramai membeli jutaan balon dan menjadikan saat itu sebagai saat istimewa bagi warga tetangga tersebut. Semua beramai-ramai menuju lapangan luas dan melepaskan jutaan balon merah ke udara. Ke mana saja mata memandang, yang kelihatan adalah warna balon merah yang menakjubkan. Keajaiban balon merah tersebut ditangkap oleh seorang reporter. Dan…tatkala melihat berita keajaiban tersebut, sang ayah tahu bahwa kedua anaknya sedang merindukan kehadirannya, dan dengan segera melepaskan kesibukannya untuk kembali memberikan kasih sayang kepada kedua anaknya tersebut. Balon merah sungguh telah menjadi sarana yang menyatukan mereka kembali. Dikutip dari blog tetangga: michaelyamin.net
12 Juni 2013
Posted by ilhamlarangga

Sudut Pandang Sangat Menentukan Sikap Kita

Ada sebuah kisah yang bagus tentang seorang petani yang tinggal di perladangan tua yang berantakan sepanjang hidupnya. Hujan menjadikan tanahnya berbatu-batu seperti sungai kering, pohon-pohonnya hanya sedikit nilainya untuk dijadikan kertas, rumah dan lumbungnya keliatan seperti gubuk, dan keadaan yang serba berantakan ini terletak sejauh beberapa mil dari jalan raya. Maka dia memutuskan untuk menjual semuanya.

Dia naik ke mobil pikap tuanya dan menyetir ke kantor surat kabar. Dia masuk dan mengatakan kepada sekretaris bahwa dia ingin pasang iklan di surat kabar untuk menjual tempatnya. Sekretaris menyurug petani pergi menemui penulis iklan, yang dengan cermat mendengarkan kata-katanya dan kemudian menulis iklan.


Iklan menekankan peerbukitan indah yang berombak-ombak, dan anak sungai yang airnya gemericik - bukan tanah berbatu-batu. Iklan ini bicara tentang berbagai pohon dan kemugkinan bisa mengubah rumah sesuai dengan citarasa pribadi siapa saja. Dan iklan juga bicara tentang lokasi sunyi tempat orang bisa menikmati kicauan burung-uburung dan aroma bunga liar yang indah.

Penulis iklan membacakan naskah iklan kepada petani. Petani berkata, "Tolong bacakan kepada saya sekali lagi." Dia minta dibacakan sekali lagi-sekali lagi. Setelah mendengarnya untuk ketiga kalinya, petani berjalan menghampiri, mengambil kertas yang berisikan naskah iklan  dan berkata, "Sekarang dengar, kawan, perladangan ini tidak dijual. Tepat seperti itulah tempat ya saya inginkan sepanjang hidup saya". (Dikutip dari Buku "Why Winners Win" hal. 12-13)

Jika melihat penjelasan dalm buku Why Winners Win, cerita ini berbicara tentang sikap seseorang dalm melihat apa yang mereka miliki dan ketidakpuasan terhadap kepemilikan mereka. Namun saya akan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.

Rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput kita sendiri. Ini adalah statemen klasik tentang rasa tidak terima kasih kita atas semua yang kita miliki. Kita selalu merasa apa yang kita miliki belum cukup dan selalu kurang. Milik kita tidak lebih baik dibandingkan dengan milik orang lain. Akibatnya kita menjadi serakah dan berharap memiliki banyak hal, padahal itu tidak mungkin.

Saya bertanya, adakah cara agar kita mencintai dan mensyukuri apa yang kita miliki? Saya teringat pernyataan "kita akan merasa betapa berharganya sesuatu ketika kita kehilangannya." Coba lakukan hal ini:
Jika Anda memiliki sesuatu yang tidak terlalu Anda sukai karena penampilanya, atau hal lain yang membuat Anda tidak suka dengan sesuatu tersebut, bayangkan Anda akan menjual barang tersebut, dan Anda membuat iklan yang menarik dari sesuatu itu. Bayangkan keuntungan apa yang akan diperoleh pembeli dengan membeli yang Anda jual. Berikan ungkapan-ungkapan yang dapat menunjukkan kelebihan dan peluang-peluang dengan memiliki sesuatu yang Anda jual tersebut. Buatlah pernyataan jual yang dapat menggerakkan orang untuk membelinya dan mereka akan puas dengan sesuatu yang Anda jual.
Setelah itu, lihatlah dan bacalah baik-baik kalimat penjualan yang telah Anda buat. Jangan-jangan apa yang kita cari dan kita inginkan ada pada apa yang kita miliki sekarang. Kita sering melihat kekurangannya, dan melupakan potensi dan peluang dari yang kita miliki. Mulai sekarang, ubahlah cara melihat Anda, ganti sudut pandannya, lihatlah dengan perspektif terbalik, dan berikanlah pertanyaan "bagaimana jika......?"
Pupuklah sikap dengan mengawalinya dengan sudut pandang yang berbeda.

Miliki Etika dan Integritas Engkau Akan Memiliki Dunia

Ada pepatah yang menjelaskan "semakin tua dan semakin banyak bulir padi, semakin rendah tangkai padi menunduk." Pepatah ini mewakili kesetiaan seorang individu luar biasa untuk menjunjung tinggi etika profesionalismenya. Hal ini berbeda dengan banyak fenomena yang memperlihatkan kebanggaan dan kebesaran kita terhadap apa yang kita miliki. Kita merasa dengan memiliki ilmu pengetahuan, jabatan, jaringan atau koneksi, seakan-akan kita memiliki seisi dunia. Secara tidak sadar, kita sedang didorong masuk ke wilayah keegoisan manusia yang selalu ingin dianggap, dihormati, dijunjung, dan diakui.
 
Meski semua itu merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai fondasi untuk memiliki harga diri, tetapi jika kita renungkan secara lebih mendalam, apalah artinya semua keilmuan tersebut tanpa diikuti oleh kerendahan hati.

Memiliki etika itu berarti menghormati hak-hak orang lain, kepentingan orang lain, kebutuhan orang lain, tanpa bermaksud untuk mendholimi hak-hak pribadi. Hanya saja kita dituntut untuk menempatkan diri secara tepat pada situasi dan kondisi yang sebaiknya.

Etika juga dapat berarti menghormati ketidaktahuan orang lain dan menghargai keahlian orang lain. Orang yang etis tidak akan menertawakan kebodohan atau ketidaktahuan orang lain. Di sisi lain juga tidak merasa benar sendiri sehingga tidak mengakui pengetahuan dan keahlian orang lain. Jika ia mengetahuinya, ia akan secara jujur mengatakan apa yang diketahinya. Begitu juga sebaliknya jika ia tidak tahu, tanpa merasa malu ia akan mengakui bahwa ia belum tahu atau belum belajar, sembari meminta untuk diajarkan.

Apa hubungan antara etika dan integritas? Melihat kejujuran orang-orang yang memiliki etika, sudahlah pasti integritas akan mengikuti orang-orang yang demikian. Integritas berarti menyamakan antara apa yang ia pikirkan dengan tindakannya. Integritas juga berarti menyatukan antara perkataan dan perbuatan. Sementara fenomena yang kita lihat, banyak di antara kita yang tidak cocok antara perkataan dan perbuatannya.

Dengan perkataan, kita dapat membingkainya dengan ucapan-ucapan atau ungkapan-ungkapan yang dapat memukau orang, tetapi perbuatan tidak akan mudah kita kamuflasekan dengan penampilan. Perbuatan seringkali memiliki makna tersendiri yang lebih dalam dibandingkan dengan apa yang kita katakan. Orang seringkali melihat apa yang kita lakukan tanpa mendengarkan apa yang kita ucapkan.

Memang tidak mudah memiliki kedua hal itu, tetapi tidak ada salah dan terlmbatnya jika kita mulai melatihnya sejak saat ini dari hal-hal kecil yang kita lakukan. Mari kita belajar untuk meng-etika-kan diri sendiri, sebelum meminta orang lain menghormati kita. Mari kita juga mulai belajar mengatakan apa yang akan kita lakukan dan hanya melakukan apa yang kita katakan.

Jika ingin mengatakan sesuatu katakanlah hal yang baik, dan jika ingin berbuat sesuatu yang baik berbuatlah lebih dari apa yang diharapkan orang lain.

Ingin Sukses, Be Initiative

Tiada kunci sukses yang paling sederhana, sesederhana menginisiasi diri. Inisiatif merupakan kata yang dapat menggambarkan kesiapan seseorang untuk memulai segala sesuatu yang positif lebih awal dibandingkan orang lain. Inisiatif-lah yang dapat mengubah percepatan kehebatan seseorang. Inisiatif pula yang membedakan antara orang yang akan meraih kesuksesan besar dibandingkan orang lain.

Sebuah survei dilakukan untuk mengetahui, soft skill yang paling banyak membuat seseorang dapat diterima bekerja atau dapat meraih karir yang gemilang. Dari 23 jenis soft skill yang dibutuhkan, soft skill yang pertama adalah inisiatif. Hasil ini cukup membuat kita berpikir keras, sebab sudah menjadi kecenderungan umum untuk menilai keberhasilan dari seseorang dilihat dari aspek kecerdasannya (IQ). Meski IQ menjadi salah satu syarat seseorang untuk sukses, namun jika tidak ada inisiatif untuk menambah pengetahuan dan kemampuannya, dia akan menjadi yang itu-itu saja.

Apa sih arti inisiatif tersebut? Menurut beberapa tokoh inisiatif adalah bagian dari kejeniusan. Kata Holbrook Jackson (Penulis Inggris), "Genius is initiative on fire." Inisiatif adalah peta yang dapat mengarahkan seseorang ketika mereka tidak dapat melihat dengan baik. Sebagai seorang pemimpin, di samping jenius, pemimpin juga harus inisiatif. Tanpa inisiatif, seorang pemimpin hanyalah sama seperti pekerja meski dia berada pada posisi pemimpin (Bo Bennet).

Menurut Anthony Robbins:
Success comes from taking the initiative and following up... persisting... eloquently expressing the depth of your love. What simple action could you take today to produce a new momentum toward success in your life? - Anthony Robbins

Just Do the Better....Lakukan yang Lebih Baik

Just Be the Better
Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tahu: Anda bukanlah orang hebat? Anda tidak memiliki keahlian apa-apa? Anda tidak punya cukup kesempatan untuk belajar? Anda tidak memiliki modal untuk memulai usaha sendiri?

Tulisan ini akan membantu Anda untuk memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri Anda. Simaklah baik-baik, baca poin-poinnya, lalu masukkan dalam kehidupan nyata Anda sehari-hari.

Jika kita bukan apa-apa di tempat kerja, kita jangan berkecil hati. Jika kita tidak mampu, apa salahnya untuk mengakui bahwa kita belum bisa. Pengakuan jujur yang kita berikan, justru akan memudahkan untuk mencapai peningkatan yang signifikan dalam hidup.

Apa yang bisa kita lakukan? Just do the best. Tidak mudah memang untuk menjadi yang terbaik, tetapi kita dapat mencoba untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, secara periodik. Saat kita berkompetisi untuk menjadi yang terbaik, pada dasarnya kita sedang berkompetisi dengan ego kita yang tidak mau disalahkan. Sementara di sisi lain pengakuan akan ketidakmampuan dapat membuat seseorang mau belajar dan terus belajar. Orang yang mengakui kekurangannya, bukan berarti mereka lemah atau tidak mampu. Sebaliknya mereka justru dapat lebih cepat untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang melalui proses belajar di sekolah atau di lingkungan sekitar kita.

Jadilah yang Lebih Baik

Menjadi lebih baik pada dasarnya merupakan proses panjang untuk menemukan kehidupan mereka hingga pada akhirnya ketika mereka melakukan yang lebih baik dari waktu ke waktu mereka akan menjadi yang terbaik. From the better to best and wonder. Jika hari ini Anda gagal, maka besok lakukanlah perubahan dalam tindakan dan aksi Anda sedikit lebih baik dari yang sekarang ini. Jika Anda telah berhasil melakukan perubahan tersebut secara konsistensi ANda sedang menuju tahapan yang lebih baik.
Ingatlah bahwa, sesuatu yang dilakukan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda. Jika Ada orang yang menginginkan hasil yang berbeda tetapi tindakannya tidak berbeda. Orang iu disebut sebagai idiosi jenis baru. 
26 Mei 2013
Posted by ilhamlarangga

Tulisan Populer

- Copyright © Inspirator Indonesia - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -